Pengaruh Mutu Beton

Pengaruh Mutu Beton

Pengaruh Mutu Beton pada tahap eksekusi atau pelaksanaan konstruksi sebuah proyek pembangunan gedung negara sering ada perbedaan yang signifikan atau pun tidak signifikan antara gambar rencana dengan konstruksi terlaksana baik meninjau dari segi ukuran penampang struktur maupun spesifikasi rencana bahan dengan spesifikasi bahan terpasang, akibat hal tersebut atas maka perlu mengetahui seberapa besar pengaruh perbedaan ukuran penampang kolom dan perbedaan spesifikasi bahan terhadap struktur bangunan.

Cek Harga Pipa RCP Terbaru 2022

Rekayasa Struktur

Suatu bangunan merupakan perpaduan antara arsitektur dan teknik rekayasa struktur agar dapat memenuhi kriteria. Yaitu kekuatan (strength), kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety), dan umur rencana bangunan (durability) (Hartono, 1999). Dari beberapa kasus lapangan sering kita jumpai setelah bangunan mengerjakan. Saat terjadi kesalahan dalam pelaksanaan, kasus ini umumnya terjadi karena kesalahan dari mutu material dan jenis material yang pakai. Sehingga bangunan tersebut. Meskipun tidak bisa menggunakan sebagaimana yang merencakan sesuai fungsinya. Sebagaimana Pengaruh Mutu Beton (Fc’) Terhadap Kapasitas Penampang Kolom Beton Bertulang.

Proyek Pembangunan

Dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan seharusnya antara stakeholder (pengguna, perencana dan pelaksana) harus paham dan berkomitmen sertaber integritas untuk melaksanakan pekerjaan proyek tersebut. Supaya tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan yang mengakibatkan salah satu pihak merasa merugikan. (Aidil Abrar,2015).

Baca juga artikel: Apa itu Pipa Beton Bertulang (RCP)?

Berdasarkan uraian atas permasalahan yang dapat menjadikan analisis dalam penulisan ini adalah analisis kekuatan penampang. Elemen struktur kolom serta pengaruhnya meninjau dari pemakaian perbedaan mutu beton (f’c) yang menggunakan.Terkait hal tersebut atas perlu melakukan analisis kapisitas penampang kolom. Akibatnya beban aksial dan momen lentur dengan melakukan tahapan sebagai berikut:

  1. Menghitung beban aksial (P) dan momen lentur (M) yang terjadi pada kolom akibat beban-beban yang bekerja.
  2. Melakukan analisis kekuatan penampang kolom berdasarkan spesifikasi dimensi kolom yang tersedia.
  3. Membandingkan kekuatan penampang kolom dengan pengurangan mutu beton yang menggunakan.

Defenisi dan Jenis Kolom

Kolom adalah batang vertikal yang merupakan bagian struktur bangunan atas yang berfungsi memikul beban-beban struktur bangunan. Dari balok yang menerima dari pelat lantai dan menyalurkan beban-beban tersebut dari elevasi atasnya. Kelevasian bawahnya hingga ke struktur bangunan bawah melalui pondasi hingga beban-beban tersebut sampai ke tanah. Kolom menerima beban-beban berupa beban aksial tekan serta beban momen lentur. Sehingga dapat mendefenisikan, kolom ialah suatu struktur. Yang mendukung beban aksial dengan atau tanpa momen lentur. (Ali Arsoni,2010).

Perencanaan Kolom beban Sentri

Kolom dengan posisi beban sentris terjadi jika jarak antara tepi beton tekan hingga letak sumbu netral (c) lebih besar dari tinggi efektif kolom (d). Pada kondisi ini beban yang bekerja hanya beban aksial (P) dan momen lentur (M) tidak ada.

Kekuatan penampang kolom dengan beban sentris menentukan dengan menganggap bahwa semua baja tulangan As dan As’ sudah mencapai leleh. Jadi tegangan baja tulangan fs = f’s = fy dan regangan tekan beton sudah mencapai batas maksimal, yaitu εc= εcu = 0,003. Pada kondisi beban sentris (Po) dapat menganalisis sebagai berikut : Gaya tekan yang menyumbangkan oleh beton Cc= 0,85.f’c.An (2.1)

Gaya tekan yang menyumbangkan tulangan tekan Cs= As. fy (2.2) Gaya tekan yang menyumbangkan tulangan tarikTs= As’. fy (2.3). Dengan mempertimbangkan kesetimbangan gaya vertikal harus nol, maka Po= Cc+Cs +Ts, sehingga memperoleh:Po = 0,85 f’c ( Ag – Ast) + (fy . Ast) (2.4) kekuatan nominal (Pn) total kolom yang bebani secara aksial adalah : Pn =Po = 0,85 f’c ( Ag – Ast) + (fy . Ast) (2.5.

Penampang Kolom pada Kondisi Seimbang

Pada kolom pada kondisi seimbang saat cb<d seperti menggambarkan pada Gambar 2.2, maka tulangan tarik telah leleh (εs= εy). Bersamaan dengan regangan beton tekan telah mencapai batas ultimit (εc’ = ε cu ’=0,003). Jarak antara garisnetral dan batas tepi beton tekan (cb).