Beton Cor

Spesifikasi Beton Cor Jalan Raya

Spesifikasi Beton Cor Jalan Raya merupakan prasarana utama dalam transportasi. Tanpa jalan, transportasi darat tidak akan berjalan. Banyak sekali type dan klasifikasi jalan yang ada Indonesia. Saat ini perkembangan jalan di Indonesia sedang berkembang, mengingat masih banyak sekali akses-akses jalan untuk menghubungkan antar kota khususnya daerah perbatasan negara baik berupa jalan tol maupun jalan biasa. Kebanyakan dari akses jalan perkotaan dan antar provinsi di perbatasan negara masih menggunakan type perkerasan lentur (flexible pavement) sedangkan jalan-jalan Tol untuk saat ini lebih banyak menggunakan perkerasan jalan beton atau rigid pavement atau perkerasan kaku.

Cek Harga Precast Terbaru 2022

Roda Perekonomian

Mengapa saat ini Indonesia lagi gencar-gencarnya membangun jalan tol untuk menghubungkan antar daerah. Tujuanya agar roda perekonomian dapat berjalan dengan baik. Untuk mengetahui Spesifikasi Beton Cor Jalan Raya bagi masing-masing penggunaan jalan dapa kita hitung jumlahnya.  Sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kebutuhan dari pengguna jalan. Maka Spesifikasi Beton Cor Jalan Raya dapat kita hitung dan lihat dari bugetingnya.

Adapun Perkerasan jalan beton (rigid pavement) mempunyai struktur yang berbeda dengan perkerasan jalan aspal. Perbedaan terdapat pada susunan lapisan strukturnya. Rigid pavement mempunyai lapisan struktur yang lebih sedikit berbanding dengan flexible pavement. Oleh karena itu artikel ini akan khusus membahas mengenai Struktur perkerasan jalan beton (Rigid pavement).

Beban Lalu Lintas

Perkerasan kaku atau rigid pavement sering digunakan pada jalan yang mempunyai beban lalu lintas besar dan LHR tinggi seperti jalan tol. Ada beberapa keistimewaan mengapa jalan tol menggunakan rigid pavement yaitu lebih awet dan biaya maintenance lebih rendah dibanding menggunakan flexible pavement. Namun secara kenyamanan, pengguna jalan mengaku lebih nyaman lewat di atas jalan aspal dibanding di atas jalan beton.

Struktur pada perkerasan jalan beton mempunyai spesifikasi khusus yang berbeda dengan spesifikasi perkerasan lentur karena susunan lapisan struktur juga berbeda. Berikut ini contoh gambar cross section jalan pada perkerasan jalan beton.

Elevasi Rencana

Tanah timbunan sangat memerlukan untuk mengejar elevasi rencana. Proses pemadatannya pun tidak sembarangan. Membutuhkan beberapa trial pemadatan terlebih dahulu untuk mencapai nilai kepadatan (CBR) sesuai spesifikasi. Apabila trial sudah melakukan dan sudah menyetujui oleh konsultan, maka melakukan metode pemadatan dengan menggunakan alat berat seperti vibro, seepfoot, dan dozer. Tiap proyek melakukan jumlah passing yang berbeda-beda tergantung dari hasil trial. Biasanya langkah pertama adalah tanah timbunan dump lokasi, kemudian dozer meratakan tanah timbunan dengan ketebalan 50 cm. Setelah itu menggilas menggunakan seepfoot roller untuk menghancurkan tanah berbentuk bebatuan besar. Terakhir menggilas menggunakan vibro roller sambil memberi air agar hasil lebih padat.

Hasil Uji Sandcone

Yang paling penting adalah material timbunan harus benar-benar berkualitas yang lulus uji lab pada saat pengambilan pada quarry. Jangan sampai ada tanah lempung karena sifat dari tanah lempung susah memadatkan walaupun tergilas berulang-ulang. Biasanya pemadatan melakukan tiap layer dengan ketebalan tanah gembur 50 cm dan memadatkan menjadi 30 cm. Setelah satu layer tanah selesai memadatkan kemudian teruji sandcone. Apabila hasil uji sandcone lebih dari 90% maka bisa melanjutkan ke layer berikutnya.

Pekerjaan timbunan ini harus benar-benar sesuai mutu dalam kontrak karena apabila terjadi suatu penurunan yang tidak seragam akan menyebabkan kerusakan badan jalan nanti.

Drainage layer adalah suatu layer atau lapisan atasnya timbunan yang menggunakan sebagai pengalir aliran air secara horizontal agar tidak merusak badan jalan. Pada pekerjaan jalan tol, drainage layer menggunakan material agregat A. Agregat A mempunyai spesifikasi tingkat kepadatan 100%. Sehingga hampir sama fungsinya pada lapis pondasi struktur perkerasan aspal.

Drainage Layer

Biasanya tebal drainage layer ini sekitar 15 cm padat. Sehingga penghamparan material sekitar 17 cm dan setelah memapadatkan menggunakan vibro roller menjadi 15 cm. Apabila pemadatan selesai maka selanjutnya dengan uji sandcone (kepadatan). Minimal hasil uji harus 100%.

Lean concrete atau tersebut LC ini adalah lantai kerja untuk pekerjaan rigid pavement. Sehingga lapisan ini bukan termasuk lapisan struktur. Namun wajib ada sebelum pekerjaan beton (rigid). Fungsinya hanya sebagai lantai kerja agar air semen tidak meresap ke dalam lapisan bawahnya. Tebal LC ini biasanya 10 cm. LC ini pada dasarnya terbuat dari beton dengan mutu K175. Proses pelaksanaannya cukup mudah. Beton dari truck mixer menuangkan kemudian meratakan menggunakan jidar oleh tukang.

Rigid Pavement

Pekerjaan rigid adalah pekerjaan yang berbobot besar dalam kontrak dan termasuk pekerjaan utama pada jalan Tol. Beton yang menggunakan menggunakan kelas mutu P dengan tebal 29 cm. Proses pengecoran beton rigid ini menggunakan bantuan alat berat Wirgent dan GNZ. Kedua alat berat tersebut termasuk alat canggih khusus untuk menggelar dan memadatkan beton. Berikut mutu yang harus ikuti sesuai spesifikasi rigid pavement.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas perkerasan jalan beton ini adalah mutu beton dan pelaksanaan. Beton harus benar-benar terjaga mutunya sampai lokasi pengecoran. Syarat slump yang menggunakan adalah 4-6 cm. Apabila terlalu encer Wirgent atau GNZ tidak bisa menggelar dan memadatkan beton dengan baik sehingga kualitasnya pun berpengaruh. Metode pelaksanaan  lapangan juga akan berpengaruh terhadap hasil rigid pavement. Memerlukan tenaga kerja yang berpengalaman dan mengerti penggunaan alat wirgent dan GNZ.