Beton Cor

Konstruksi Beton Cor Pada Rekayasa Jalan

Konstruksi Beton Cor Pada Rekayasa Jalan merupakan kebijakan menggunakan konstruksi beton pengecoran pada rekayasa jalan ( termasuk jalan ) sering melakukan oleh pemerintah sebagai cara terbaik untuk meningkatkan kualitas fisik fasilitas yang ada. Keputusan dalam terutama mempengaruhi oleh perhitungan ekonomi, meskipun karakter beton cor terkenal karena menyebabkan tingkat penyerapan air rendah, sehingga bisa membuat genangan air jalan selama hujan. Oleh karena itu, bisa juga resultin kerugian akibat kerusakan, kemacetan lalu lintas dan jangka panjang juga dapat menurunkan nilai ekonomi dari lingkungan sekitarnya.

Cek Harga Precast Terbaru 2022

Permukaan Tanah

Secara umum, artikel ini menyajikan kritik atas penggunaanya konstruksi beton cor dan bahan terkait.  Seperti paving block agar memenuhi persyaratan standar konstruksi yang berkelanjutan. Perlu menjadi  perhatian bahwa lingkungan terbangun juga tetap akan berdampingan. Sebagaimana dengan lingkungan alam termasuk unsur-unsurnya seperti tanah dan air. Penggunaan perkerasan kedap air pada area yang cukup luas menyebabkan meningkatnya tingkat dan volume aliran air pada permukaan tanah. Hal ini menyebabkan karena penggunaan perkerasan akan menciptakan permukaan yang tidak bisa menembus oleh air.

Sebagian besar perbaikan jalan yang melakukan Pemerintah pada saat ini kita ketahui banyak sekali menggunakan konstruksi beton cor.

Keputusan tersebut lebih banyak melatarbelakangi pertimbangan ekonomi semata, padahal mengetahui bahwa karakter konstruksi beton cor menyebabkantingkat daya serap air rendah, sehingga bila tidak memperhatikan sistem drainasenya, maka akan menimbulkan genangan air yang pada akhirnya timbul kerusakan struktur yang memerlukan tidak sedikit waktu dan nilai biaya perbaikannya (M.Syahdanulirwan, 2013).

Jalan Lingkungan

Masalah tersebut seringkali kita jumpai khususnya pada jalan lingkungan. Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan jalan berupa lubang (potholes ), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran (ravelling ) serta gerusan tepi Pentingnya mengetahui penyebab kerusakandan cara pemeliharaan jalan tersebut, agar tercipta jalan yang aman, nyaman dan memberikan manfaatyang signifikan bagi kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat luas. Menyikapi hal tersebut bukan tidak mungkin struktur jalan beralih pada konstruksi paving block sebagai alternatif dalam rekayasa jalan yang masih jarang penggunaannya. Umumnya paving block menggunakan untuk perkerasan jalan, pedestrian dan trotoar.

Penggunaan paving block mengharapkan dapat  jalan lingkungan yang tergenang air akibat drainase jalan yang tertutup. Menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun. Kasus-kasus kerusakan jalan lingkungan memenuhi syarat konstruksi yang berkelanjutan. Dalam upaya memenuhi konstruksi jalan yang berkelanjutan maka perlu pemahaman. Potensi (jumlah, jenis bahan, fungsi lahan, kondisi lingkungan). Proses produksi dan transportasi yang ramah lingkungan  (low energi, low emisi, low waste), aman terhadap kesehatan (radiasi, toxid). Memenuhi persyaratan teknis dan lingkungan serta low /free maintenance. Relatif murah serta memenuhi aspek keindahan mengakibatkan paving block lebih banyak menyukai (Fauna Adibroto).

Go Green

Penggunaan paving block sangatlah mendukung go green yang telah kumandangkan secara nasional/internasional. Oleh karena daya serap air melalui pemasangan paving block dapat menjaga keseimbangan air tanah.

Penggunaan perkerasan memang memerlukan untuk mendukung fungsi suatu lingkungan terbangun dalam mendukung kegiatan manusia. Sebagaimana yang akan mengakomodasi oleh lingkungan terbangun tersebut secara terus-menerus. Bagaimana penggunaan paving block sebagai material yang ramah lingkungan. Selain ituu bagaimana untuk mengetahui system konstruksi berkelanjutan dalam rekayasa jalan lingkungan. Kebutuhan infrastruktur jalan sebagai penghubung kawasan hunian. Sebagai pemenuhan akan meningkatnya mobilitas  antar tempat. Serta kebutuhan akan moda transportasi (Altim Setiawan, 2006).

Pengertian Perkerasan Jalan

Konstruksi jalan telah membuat sejak lama, karena aktivitas pengangkutan merupakan kegiatan dasar manusia. Pada awalnya, konstruksi jalan tanah yang memperkeras menganggap cukup karena beban kendaraan dan arus lalulintas masih ringan. Dengan perkembangan jaman, jalan tanah menilai tidak memadai karena jalan tersebut mengalami kerusakan. Selanjutnya memikirkan teknik untuk memberi lapis tambahan. Bagian atas permukaan jalan dalam rangka memperkuat daya dukung jalan terhadap beban. Oleh karena lapis tambahan tersebut perlu memperkeras dengan maksud untuk memperkuat daya dukung terhadap beban lalulintas maka menyebebut  perkerasan (pavement).

Perkerasan yang dibuat untuk konstruksi jalan disebut perkerasan jalan. Hal tersebut dimaksudkan untuk membedakan dengan perkerasan yang dibuat untuk tujuan lain seperti bandar udara, parkir, dan terminal.

Jenis Perkerasan Jalan

Beban kendaraan akan menyalurkan roda ke perkerasan jalan bawahnya. Sebagian besar beban tersebut didukung lapis perkerasan pada atas tanah dasar. Batuan butiran/granular yang menyusun dengan baik secara alamiah memiliki sifat saling mengunci sehingga cukup stabil mendukung beban roda sampai ukuran berat tertentu. Namun demikian, jika beban yang bekerja atas permukaan jalan ternyata meningkat dan melebihi kemampuan sifat saling kunci agregat maka susunan butiran tersebut dapat “lari”. Oleh karena itu maka memerlukan bahan ikat agregat yang menyatukan agregat. Pada umumnya jenis perkerasan jalan membedakan menurut bahan ikatnya yaitu perkerasan jalan aspal dan perkerasan Jalan semen/beton.

Perkerasan jalan aspal adalah perkerasan jalan yang permukaan bagian atasnya menggunakan campuran agregat-aspal. Struktur perkerasan jalan aspal bersifat relatif lentur karena aspal dapat melunak bila suhu meningkat atau membebani secara terus menerus. Oleh karena itu maka perkerasan jalan aspal sering juga menyebut perkerasan lentur.

Campuran Agregat-Semen

Perkerasan jalan beton/semen adalah perkerasan jalan yang permukaan bagian atasnya menggunakan campuran agregat-semen yang membentuk menjadi pelat-pelat. Struktur perkerasan jalan beton aspal bersifat relatif kaku karena ikatan kimia antara agregat dan semen menghasilkan struktur komposit yang keras dan kuat. Oleh karena itu maka perkerasan jalan beton sering juga menyebut perkerasan kaku.

Pertimbangan pemilihan kostruksi perkerasan jalan, apakah perkerasan jalan lentur ataukah perkerasan kaku, melibatkan sejumlah faktor sebagai pertimbangannya, antara lain faktor teknis, pendanaan, kenyamanan dan keamanan berkendaraan bahkan seringkali harus mempertimbangkan aspek politis. Jika rencana perkerasan jalan nantinya melewati permukaan tanah dasar yang sudah keras maka secara teknis cukup menggunakan struktur perkerasan lentur.

Perawatan

Jika rencana jalan terpaksa melewati daerah yang tanah dasamya berdaya dukung jelek, maka secara teknis jenis perkerasan kaku lebih stabil dalammendukung beban. Namun perkerasan lentur pada umumnya memberikan kenyamanan yang lebih baik dibandingkan perkerasan beton. Melihat dari pembiayaan, terdapat sisi plusdanminusmasing-masing tipe perkerasan jalan. Perkerasan lentur membutuhkan perawatan baik rutin atau berkala untuk mempertahankan kinerjanya agar tetap baik, sedangkan perkerasan kaku pada umumnya menganggap tidak memerlukan perawatan rutin atau berkala. Namur, biaya pembangunan konstruksi perkerasan kaku lebih tinggi dari biaya pembangunan konstruksi perkerasan lentur.

Ada juga jenis perkerasan jalan yang menggabungkan konstruksi perkerasan lentur dan perkerasan kaku, yaitu perkerasan komposit. Perkerasan komposit terdiri dari pelat beton yang berfungsi struktural dan lapis tipis campuran beraspal yang berfungsi non struktural. Dengan demikian dalam perkerasan komposit, pelat beton yang mendukung beban lalulintas sedangkan lapis tipis campuran beraspal menyediakan kekesatan dan kerataan permukaan jalan. Jenis perkerasan komposit pada umumnya diterapkan pada perkerasan bandara atau jalan raya yang demandlalulintasnya tinggi dan tuntutan persyaratan kinerjanya tinggi.

Susunan Perkerasan Jalan

Perkerasan jalan membangun atas tanah dasar. Lapis perkerasan jalan yang langsung bersentuhan dengan roda kendaraan disebut lapis permukaan (surface course). Lapis permukaan berfungsi struktural dan non struktural. Antara lapis permukaan dan tanah dasar terdapat lapis antara yang menyebut lapis pondasi. Lapis pondasi bermanfaat untuk mendukung struktur perkerasan jalan secara struktural dan sebagai lantai kerja untuk pembuatan konstruksi lapis permukaan. Lantai kerja memerlukan karena pelaksanaan pembuatan konstruksi lapis permukaan melibatkan banyak peralatan berat. Lapis pondasi dapat terbuat satu lapisan dengan jenis bahan yang sarna. Seringkali lapis pondasi juga membuat menjadi dua lapisan yang berbeda kualitasnya yaitu lapis pondasi atas (LPA) dan lapis pondasi bawah (LPB). Susunan perkerasan akan menguraikan lebih lengkap pada bab-bab berikutnya.

Bahan Susun Perkerasan

Bahan susun perkerasan terutama berupa agregat, aspal, atau semen. Agregat merupakan komponen pendukung utama terhadap beban lalulintas. Aspal atau semen merupakan bahan ikat butiran agregat yang menjaga agar agregat tidak “lari”pada saat beban kendaraan bekerja. Penggunaan aspal atau semen tidak hanya terbatas penggunaannya untuk lapis permukaan saja, tetapi juga dapat menggunakan untuk LPA, LPB bahkan tanah dasar sebagai bahan stabilisasi.

Perkembangan Konstruksi Perkerasan

Menyajikan perkembangan konstruksi perkerasan yang terkenal dalam peradaban manusia, yaitu sejak jaman Persia dan Mesopotamia sampai dengan jaman modern. Secara umum, konstruksi perkerasan yang melaksanakan lapangan menggunakan bahan-bahan konvensional yaitu aspal minyak dan agregat yang tertambang langsung alam.