Konstruksi jalan perkerasan lentur dan kaku jalan adalah suatu elemen pada transportasi yang menjadikan tempat kegiatan. Pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain (Tenri ajeng 2012:2). Dalam Transportasi jalan terdapat unsur pergerakan (move-move), dan secara fisik terjadi perpindahan tempat. Sebagaimana barang atau penumpang dengan atau tanpa alat angkut ke tempat lain. Pejalan kaki adalah perpindahan orang tanpa alat angkut Konstruksi jalan adalah suatu struktur pada jalan. Terdiri dari lapis-lapis perkerasan untuk menopang beban traffic atasnya. Perkerasan jalan membagi menjadi tiga yaitu :
- Perkerasan Lentur Jalan Raya ( Flexible Pavement) Perkerasan ini menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya.
- Maka perkerasan Kaku Jalan Raya ( Rigid Pavement) Perkerana jalan ini menggunakan beton sebagai bahan pengikatnya.
- Bisa saja perkerasan Komposit Perkerasan kaku yang mengkombinasikan dengan perkerasan lentur atas perkerasan kaku atau sebaliknya.
Cek Harga Precast Terbaru 2022
Elemen Konstruksi Jalan
Terdiri dari lapis-lapis konstruksi seperti Subgrade, LPB, LPA dan surface
- Subgrade menyebut juga sebagai tanah dasar. Perkerasan jalan meletakkan atas tanah dasar dengan demikian secara keseluruhan mutu dan daya konstruki perkerasan tak lepas dari sifat tanah dasar. Daya dukung tanah dasar dapat memperkirakan dengan mempergunakan hasil klasifikasiataupun pemeriksaan CBR, pembebanan pelat uji dan sebagainya ( sukirman 1999:17).Lapis ini dapat berupa tanah asli yang memadatkan jika tanahnya baik, namun jika kurang baikdapat melakukan dengan menguruk tanah ataupun membongkar nya.Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar membedakan atas:
Lapisan tanah dasar, tanah galian
Tanah menggali dengan ukuran tertentu bertujuan untuk mendapat leveling muka tanah dasar tertentu, kemudian padat. Selain itu Konstruksi jalan perkerasan lentur dan kaku jalan dalam artikel penjabaranya akan menjelaskan berikut ini.
Tanah timbunan Jika muka tanah asli terlalu dalam, maka akan melakukan timbunan setinggi tertentu dan kemudian memadatkan.
Lapis Perkerasan
Pertama lapis Pondasi Bawah ( LPB ) Lapis Perkerasan yang terletak diantara lapis pondasi atas dan tanah dasar. (Sukirman 1999:13) Berfungsi untuk :
-
- Efisiensi penggunaan material
- Lapis peresapan
- Levelling
- Mencegah partikel halus tanah naik keatas lapis pondasi atas
- Lapis Pondasi Atas ( LPA )Lapis pondasi yang terletak antara lapis pondasi bawah dan
Beban Roda
Surface. Menurut Sukirman (1999:11) Fungsi dari LPA antara lain :
- Menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan ke lapisan bawahnya.
- Selain lapis peresapan untuk LPB
- Bantalan / landasan terhadap surface
- Surface / Lapis permukaanLapisan yang terletak paling atas dan berfungsi sebagai :
- Kemungkinan lapis perkerasan penahan beban roda, lapisan mempunyai stabilitas tinggi untukmenahan beban roda selama masa pelayanan
- Permukaan lapis kedap air
- Lapis aus (wearing course)
- Menyebarkan benan ke lapisan pada bawahnya.
Perkerasan Aspal Beton dengan Cement Treated Base (CTB)
Untuk jalan yang melayani lalu lintas sedang dan berat dapat memilih lapis fondasi CTB karena dapat menghemat secara signifikan membandingkan dengan lapis fondasi berbutir. Biaya perkerasan dengan lapis fondasi CTB pada umumnya lebih murah daripada perkerasanberaspal konvensional dengan lapis fondasi berbutir untuk beban sumbu antara 10- 30 jutaESA, tergantung pada harga setempat dan kemampuan kontraktor. CTB dapat menghematpenggunaan aspal dan material berbutir, dan kurang sensitif terhadap air membandingkandengan lapis fondasi berbutir.
LMC (Lean Mix Concrete) dapat menggunakan sebagai pengganti CTB, dan akan memberikan kemudahan pelaksanaan area kerja yang sempit misalnya pekerjaan pelebaran perkerasan atau pekerjaan pada daerah perkotaan. Kendaraan bermuatan berlebihan merupakan kondisi nyata yang harus mengantisipasi. Beban yang demikian dapat menyebabkan keretakan sangat dini pada lapis CTB. Oleh sebab itu desain CTB hanya mendasarkan pada nilai modulus kekakuan CTB (stiffness modulus) pada tahap post fatigue cracking tanpa mempertimbangkan umur pre-fatigue cracking.
Konstruksi CTB membutuhkan kontraktor yang kompeten dengan sumber daya peralatan yang memadai. Perkerasan CTB hanya memilih jika sumber daya yang membutuhkan tersedia. Ketebalan lapisan aspal dan CTB yang menguraikan pada Bagan Desain – 3 menetapkan untuk mengurangi retak reflektif dan untuk memudahkan konstruksi.
Perkerasan Beton Aspal dengan Lapis Fondasi Berbutir
Perkerasan aspal beton dengan lapis fondasi CTB cenderung lebih murah daripada denganlapis fondasi berbutir untuk beban sumbu antara 10 — 30 juta ESA5, namun kontraktor yangmemilki sumber daya untuk melaksanakan CTB adalah terbatas. Bagan Desain – 3Bmenunjukkan desain perkerasan aspal dengan lapis fondasi berbutir untuk beban hingga 200 juta ESA5.
Perkerasan Beton Aspal dengan Aspal Modifikasi Aspal modifikasi (SBS) merekomendasikan dengan menggunakan untuk lapis aus (wearing course). Pada jalan dengan repetisi lalu lintas selama 20 tahun >10 juta ESA5. Tujuan penggunaan aspal modifikasi adalah untuk memperpanjang umur pelayanan. Umur fatigue dan ketahanan deformasi lapis permukaan akibat beban lalu lintas berat.
Perkerasan Kaku
Discounted lifecycle cost perkerasan kaku umumnya lebih rendah untuk jalan dengan beban lalu lintas lebih dari 30 juta ESA4. Pada kondisi tertentu perkerasan kaku dapat mempertimbangkan untuk jalan perkotaan dan pedesaan. Dibutuhkan kecermatan pada desain perkerasan kaku atas tanah lunak atau kawasan lainnya yang berpotensi menghasilkan pergerakan struktur yang tidak seragam. Untuk daerah tersebut, perkerasan lentur akan lebih murah karena perkerasan kaku membutuhkan fondasi jalan yang lebih tebal dan penulangan. Keuntungan perkerasan kaku antara lain adalah:
- Struktur perkerasan lebih tipis kecuali untuk area tanah lunak.
- Pelaksanaan konstruksi dan pengendalian mutu lebih mudah.
- Biaya pemeliharaan lebih rendah jika mutu pelaksanaan baik.
- Pembuatan campuran lebih mudah. Kerugiannya antara lain:
- Pembiayaan konstruksi lebih mahal untuk jalan dengan lalu lintas rendah.
- Rentan terhadap retak jika melaksanakan atas tanah lunak, atau tanpa daya dukung yang memadai, atau tidak melaksanakan dengan baik (mutu pelaksanaan rendah).
- Umumnya kurang nyaman berkendara.