Beton Cor

Mari Bergabung dalam Pekerjaan Betonisasi

Mari Bergabung dalam Pekerjaan Betonisasi dengan kekuatan beton yang memproduksi pada lapangan bervariasi (tidak seragam) dari adukan yang satu ke adukan yang berikutnya. Besarnya variasi itu tergantung pada beberapa faktor, antara lain :

  • Variasi mutu bahan (agregat) dari satu adukan ke adukan berikutnya
  • Hasil pengadukan
  • Dari variasi hasil pemadatan
  • Stabilitas pekerja.

Cek Harga Precast Terbaru 2022

Untuk mengantisipasi hal itu perlu melakukan pengendalian terhadap mutu beton (quality control) agar memperoleh kuat tekan yang hampir seragam. Dan memenuhi kuat tekan yang mensyaratkan dalam rencana kerja dan syart-syarat. Untuk mengetahui spesifikasinya artikel ini mengajak Mari Bergabung dalam Pekerjaan Betonisasi sebagai bahan rujukan pengetahuan.

Variasi mutu beton

Cara pengendalian mutu melakukan dengan mengambil contoh adukan secara acak yang kemudian membuat benda uji (silinder atau kubus) dari beberapa adukan yang terbuat. Sehingga mencerminkan variasi mutu beton selama proses pembuatan beton berlangsung.

Persiapan Pembetonan

Lokasi pembetonan

Karena yang mengecor berupa perkerasan jalan maka harus memperiksa dulu lapisan jalan pada bawah perkerasan. Apakah sudah memenuhi syarat kepadatan. Pada umumnya uji kepadatan melakukan dengan metode CBR atau yang lain. Harus menghitung juga secara cermat berapa meter kubik beton yang nanti akan mengecor sebagai perkerasan kaku. Dimensi, alinemen, kekuatan dan stabilitas acuan untuk menahan berat dan tekanan beton basah harus memenuhi persyaratan. Untuk mencegah terjadinya penguapan akibatsuhu tinggi, lokasi pembetonan harus terlindung dari pengaruh cuaca langsung, hal ini untuk menghindari retaknya beton.

Tersedianya bahan dasar beton

Bahan dasar beton adalah Portland cement, agregat halus (pasir), agregat kasar (kricak), air, serta bahan additive. Bahan dasar tersedia minimal 110% dari jumlah kebutuhan yang terrencanakan. Mutu beton sangat tergantung pada bahan dasar ini selain faktor lainnya. Jadi bahan dasar harus berkualitas sesuai dengan contoh yang menjadikan dasar perencanaan (mix design). Selain itu harus mempertimbangkan jarak antara basecamp dan quarey dan juga jarak antara basecamp dengan lokasi pembetonan.

Persyaratan bahan dasar beton

Bahan dasar beton :

  1. Semen
  2. Agregat kasar dan halus
  3. Air
  4. Bahan tambahan (Admixture)
  5. Semen

Kekuatan semen merupakan hasil dari proses hidrasi, artinya semen akan mengeras apabila berinteraksi dengan air. Bahan baku pembentuk semen adalah Kapur (CaO), Silika (Si O2) dan Alumunia (Al2 O3) menambah dengan sedikit Magnesia (Mg O), Alkali dan Oksida besi.

Komposisi dan variasi bahan baku tersebut tergantung dari tujuan konstruksi. Sehingga semen untuk konstruksi gedung berbeda dengan konstruksi Jalan Raya, demikian pula berbeda untuk konstruksi pelabuhan.

Agregat kasar dan halus

Agregat adalah masa beton yang paling banyak (sekitar 60% – 80%). Karenanya membutuhkan persyaratan menurut ASTM. Variasi ukuran dalam suatu campuran harus mempunyai gradasi yang baik dan sesuai dengan standard analisa saringan. Jenis agregat dapat berupa batu pecah alami, kerikil alami, pasir alami, agregat buatan serta agregat khusus untuk konstruksi pelindung nuklir. Syarat agregat tidak boleh mengandung lumpur yang berlebihan, juga tidak boleh mengandung senyawa kimia yang bersifat destruktif terhadap beton.

Air

Air menggunakan untuk membuat beton yang karena terjadi reaksi kimia dengan semen untuk membasahi agregat dan melumasnya agar mempunyai sifat workability. Selanjutnya setelah terjadi proses kimia yang berupa rekristalisasi dalam bentuk interlocking crystal. Dari sini kemudian terbentuk gelombang yang akan mempunyai kekuatan tinggi apabila mengeras. Syarat – syarat air untuk beton pada umumnya sama dengan syarat – syarat air untuk minum. Air tidak boleh mengandung senyawa yang berbahaya, tidak boleh mengandung garam, minyak, gula atau bahan – bahan kimia lainnya.

Karenannya apabila terpakai maka akan menurunkan kekuatan beton dan juga mengubah sifat – sifat semen. Faktor air semen juga merupakan kriteria penting dalam desain struktur beton, yang biasanya merupakan perbandingan antara berat air terhadap berat semen dalam campuran.

Bahan tambahan (admixture)

Bahan tambahan adalah bahan yang bukan semen, agregat dan air yang bertambah. Pada saat  pencampuran yang berfungsi untuk mengubah sifat-sifat beton agar sesuai dengan pekerjaan tertentu yang menginginkan. Jenis bahan tambahan adalah sebagai berikut :

Kesatu Tipe A : Water Reducing Admixtures atau Plasticizer

Bahan kimia tambahan untuk mengurangi jumlah air yang menggunakan. Dengan pemakaian bahan ini memperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada nilai kekentalan adukan yang sama, atau memperoleh kekentalan adukan lebih encer pada faktor air semen yang sama.

Kedua Tipe B : Water Retarding Admixtures

Bahan kimia untuk memperlambat proses pengikatan semen. Bahan ini memerlukan apabila membutuhkan waktu yang cukup lama antara pencampuran/pengadukan beton dengan penuangan adukan. Atau saat jarak antara tempat pengadukan beton dan tempat penuangan adukan cukup jauh.

Ketiga Tipe C : Accelerating Admixtures

Bahan kimia untuk mempercepat proses pengikatan dan pengerasan semen. Bahan ini menggunakan jika penuangan adukan melakukan bawah permukaan air, atau pada struktur beton yang memerlukan pengerasan segera.

Ke empat Tipe D : Water Reducing and

Retarding Admixtures Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan memperlambat proses pengikatan.

Kelima Tipe E : Water Reducing and

Accelerating Admixtures Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan mempercepat proses pengikatan.

Ke enam Tipe F : Water Reducing, High Range

Admixtures (Superplasticizer) Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air sampai 12 % atau bahkan lebih dan mempercepat proses pengikatan dan pengerasan beton.

Ke tujuh Tipe G : Water Reducing, High Range

Retarding Admixtures Bahan kimia tambahan biasanya dimasukkan dalam campuran beton dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan dengan bahan-bahan utama, maka tingkatan kontrolnyaharus lebih besar daripada pekerjaan beton biasa. Hal ini untuk menjamin agar tidak terjadi kelebihan dosis, karena dosis yang berlebihan akan bisa mengakibatkan menurunnya kinerja beton bahkan lebih ekstrem lagi bisa menimbulkan kerusakan pada beton.

British Standard 5075

Menurut ASTM C494 dan British Standard 5075, Superplasticizer adalah bahan kimia tambahan pengurang air yang sangat effektif. Dengan pemakaian bahan tambahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada nilai kekentalan adukan yang sama atau diperoleh adukan dengan kekentalan lebih encer dengan factor air semen yang sama, sehingga kuat tekan beton lebih tinggi.

Superplasticizer juga mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan workabilitas bahan ini merupakan sarana untuk menghasilkan beton mengalir tanpa terjadi pemisahan (segregasi/bleeding) yang umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang besar, maka bahan ini berguna untuk pencetakan beton ditempat-tempat yang sulit seperti tempat pada penulangan yang rapat.

Workabilitas

Superplasticizer dapat memperbaiki workabilitas namun tidak berpengaruh besar dalam meningkatkan kuat tekan beton untuk faktor air semen yang diberikan. Namun kegunaan superplasticizer untuk beton mutu tinggi secara umum sangat berhubungan dengan pengurangan jumlah air dalam campuran beton. Pengurangan ini tergantung dari kandungan air yang digunakan, dosis dan tipe dari superplasticizer yang dipakai. (L. J. Parrot,1998).

Untuk meningkatkan workability campuran beton, penggunaan dosis superplasticizer secara normal berkisar antara 1-3 liter tiap 1 meter kubik beton. Larutan superplasticizer terdiri dari 40% material aktif. Ketika superplasticizer digunakan untuk menguarangi jumlah air, dosis yang digunakan akan lebih besar, 5 sampai 20 liter tiap 1 meter kubik beton.