Mari Memahami Fungsi dan Jenis Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain berupa jalan air atau jalan lalu lintas biasa (Struyk dan Veen,1984).
Cek Harga Precast Terbaru 2022
Struktur Bangunan
Jembatan sendiri merupakan suatu struktur bangunan. Yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus. Oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, saluran irigasi dan pembuangan. Selain itu jalan kereta api, waduk, dan lain-lain.
Pembangunan jembatan ini sendiri butuh perencanaan bidang konstruksi. Desain dari jembatan bervariasi tergantung pada fungsi dari jembatan. Dengan kata lain kondisi bentuk permukaan bumi pada jembatan tersebut terbangun.
Konstruksi Bangunan
Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana trasportasi. Jalan yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya. Selanjutnya dapat dilintasi oleh sesuatu benda bergerak. Misalnya suatu lintas yang terputus akibat suatu rintangan atau sebab lainnya. Dengan cara melompati rintangan tersebut. Tanpa menimbun/menutup rintangan itu dan apabila jembatan terputus maka lalu lintas akan terhenti.
Lintas tersebut bisa merupakan jalan kendaraan, jalan kereta api atau jalan pejalan kaki. Sedangkan rintangan tersebut dapat berupa jalan kendaraan. Jalan kereta api, sungai, lintasan air, lembah atau jurang. Jembatan mempunyai tiga bagian struktur yaitu pondasi, struktur bangunan bawah, dan struktur bangunanatas. Bagian yang menghubungkan rintangan lalu lintas adalah struktur bangunan atasnya.
Bentuk dan Tipe-Tipe Kontruksi Jembatan, Mari Memahami Fungsi dan Jenis Jembatan dalam artikel berikut ini:
Truss Bridge
Truss Bridge adalah jembatan yang segi konstruksi lebih kokoh karena menggunakan kerangka truss yang berbentuk triangular. Meski tidak menancap ketanah, namun tiang jembatan menjadi lebih kaku karena bentuk segitiga. Fungisnya menghubungkan tiang yang satu dengan tiang lainnya. Selain itu, garis–garis diagonal pada tiang jembatan juga berfungsi untuk mentransfer. Baik beban ke area yang lebih luas, sehingga beban tak berkumpul pada satu titik.
Beam Bridge
Dikenal juga sebagai jembatan grider, desain kontruksi ini merupakan yang paling sederhana dalam membuat sebuah jembatan. Umumnya, jembatan ini berbentuk horizontal lurus, dengan tiang vertical. Sebagai tiang pancang untuk memperkokohnya. Biasanya, tiang pancang terbuat dari baja atau beton yang mentancapkan kedalam tanah. Konstruksi beam bridge umum digunakan untuk menghubungkan dua dataranyang tergolong dekat. Misalnya wilayah yang terpisahkan oleh sungai.
Arch Bridge
Arch atau yang dalam bahasa Inggris berarti lengkungan merupakan jembatan yang membuat secara melengkung layaknya busur panah. Meski secara konstruksi lebih menghemat material (tidak membutuhkan banyak material). Namun secara ketahanan, desain ini lebih kuat dibandingkan dengan beam maupun truss.
Cable Stayed Bridge
Jembatan cable-stayed menggunakan kabel sebagai elemen pemikul lantailalu lintas. Pada cable-stayed kabel langsung ditumpu oleh tower. Jembatan cable-stayed merupakan gelagar menerus dengan tower. Satu atau lebih yang terpasangdiatas pilar – pilar jembatan pada tengah bentang. Jembatan cable-stayed memiliki titik pusat massa yang relatif rendah posisinya. Sehingga jembatan tipe ini sangat baik menggunakan pada daerah dengan resiko gempa. Kemudian menggunakan untuk variasi panjang bentang 100 – 600 meter.
Suspension Bridge
Jenis suspension Bridge artinya adalah jembatan gantung. Sistem struktur dasar jembatan gantung berupa kabel utama (main cable) yang memikul kabel gantung (suspension bridge). Lantai lalu lintas jembatan biasanya tidak terhubungkan langsung dengan pilar. Karena prinsip pemikulan gelagar terletak pada kabel. Apabila terjadi beban angin dengan intensitas tinggi jembatan dapat tertutup dan arus lalu lintas dihentikan.
Hal ini untuk mencegah sulitnya mengemudi kendaraan dalam goyangan yang tinggi. Pemasangan gelagar jembatan gantung dilaksanakan setelah sistem kabel terpasang. Selanjutnya kabel sekaligus merupakan bagian dari struktur launching jembatan. Jembatan ini umumnya menggunakan untuk panjang bentang sampai 1400 meter.
Struktur Jembatan
Jembatan merupakan sebuah struktur yang membentang secara horizontal antara tumpuan. Sebagai media penghubung dari satu tempat ke tempat lain. Dalam membangun sebuah jembatan, penyangga harus membuat cukup kuat. Agar dapat menahan struktur jembatan dan beban yang melewati jembatan. Oleh karena itu, para insinyur harus menghitung terlebih dahulu beban yang sekiranya akan menampung oleh jembatan.
Secara umum struktur jembatan terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
Struktur Atas (superstructures)
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi berat. Jembatan itu sendiri, beban mati, beban lalu-lintas kendaraan,angin, dan lain-lain. Komponen pada struktur atas jembatan bervariasi tergantung dari jenis jembatan apakah beton/baja/komposit. Biasanya komponennya terdiri dari :
- Trotoar, jalur untuk pejalan kaki yang biasanya terbuat lebih tinggi tapi tetap sejajar dengan jalan utama. Agar pejalan kaki lebih aman dan bisa terlihat jelas oleh pengendara yang melintas.
- Dek, dianggap sebagai jalan atau permukaan rel jembatan.
- Girder/gelagar, untuk menyalurkan beban kendaraan pada bagian atas ke bagian bawah atau abutment.
- Balok diafragma, bagian penyangga dari gelagar-gelagar jembatan. Berfungsi untuk memberikan kestabilan pada masing-masing girder dalamarah horizontal.
Bearings (Bantalan)
Bridge bearing dikenal dengan nama elastomer karena sifat elastis karet yang dapat meredam getaran. Bbagi jembatan dan sebagai media untuk menyalurkan beban dari bangunan. Bagian superstruktur jembatan menuju bagian substruktur jembatan. Umumnya terpasang pada bawah girder jembatan, pada atas pier head, maupun abutment. Saat ini elastomer ada berbagai jenis dengan fungsi yang berbeda. Sehingga ada parameter tertentu dalam memilih bearing seperti beban yang bekerja.
Tingkat perawatan, jarak bebas yang tersedia, preferensi perancang, toleransi konstruksi, dan biaya kriteria. Selain itu, perlu memperhatikan juga dalam menentukan standar elastomer. Yaitu kombinasi beban yang tersedia berbanding dengan ketebalan dan kekakuan karet bantalan yang dibutuhkan.
Struktur Bawah ( Substructures)
Berfungsi menopang seluruh beban struktur atas dan beban lain. Akibat yang menimbulkan oleh tekanan tanah, aliran air, tumbukan, gesekan pada tumpuan, dan sebagainya. Untuk kemudian menyalurkan ke pondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut menyalurkan oleh pondasi ke tanah dasar. Komponen substruktur jembatan terdiri dari :
- Dermaga, merupakan struktur vertikal menggunakan untuk menopang dek atau bantalan. Yang tersedia untuk transmisi beban ke tanah bawah tanah melalui pondasi. Struktur ini berfungsi sebagai penopang bentang jembatan pada titik-titik perantara.
- Abutment (pangkal jembatan), struktur vertikal yang berguna untuk menahan tanah. Pada posisi belakang struktur. Sehingga memfokuskan pada stabilitasseluruh sistem.
- Dinding sayap (wing wall), struktur yang terbangun sebagai perpanjangan dari abutment. Untuk menahan tanah yang ada pada tepian. Dinding penahan ini membangun secara berdekatan dengan abutment. Stabilitas dinding sayap utamanya berdasarkan pada ketahanan terhadap tekanan tanah.
Pondasi
Beberapa pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar. Pondasi yang membangun sebagai struktur jembatan terbuat cukup dalam. Kemudian untuk menghindari gerusan akibat pergerakan air/untuk mengurangi kerusakan yang mungkin terjadi.