Beton Cor

Struktur Bangunan Terintegrasi

Struktur Bangunan Terintegrasi merupakan sarana untuk menyalurkan beban yang mengakibatkan penggunaan dan atau kehadiran bangunan atas tanah. Struktur terdiri dari unsur-unsur atau elemen-elemen yang terintegrasi dan berfungsi sebagai satu kesatuan utuh. Untuk menyalurkan semua jenis beban yang mengantisipasi ke tanah. Dalam bab ini akan membahas mengenai teori-teori dasar yang memerlukan dan berhubungan dengan analisis dan perencanaan struktur. Secara khusus konsep desain atau perencanaan struktur beton pracetak. Analisa beton pracetak secara khusus meninjau dalam tiga kondisi. Yaitu saat beton pracetak mengangkat, terpasang (erection), dan saat semua elemen telah menyatu. Secara monolit dalam satu kesatuan sistem struktur.

Cek Harga Precast Terbaru 2022

Desain Struktur

Hal-hal yang akan terbahas pada bab ini akan membahas Struktur Bangunan Terintegrasi. Dalam proses analisis maupun desain struktur yang akan terbuat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Pembahasan dalam bab ini meliputi pembebanan dan kombinasi pembebanannya. Konsep desain atau perencanaan struktur, dan metode konstruksi semi pracetak atau overtopping. Selanjutnya mengacu pada peraturan-peraturan. Maupun standart-standart perencanaan yang berlaku sehingga menghasilkan bangunan yang kuat, aman dan nyaman.

Beton Semi Pracetak (Hybrid Concrete Construction) Beton semi pracetak atau Hybrid Concrete Construction (HCC). Adalah sistem struktur yang elemen-elemennya merupakan perpaduan dari beton pracetak. Ada juga beton cetak pada tempat atau cast in place (CIP). Dalam tugas ini terrencanakan menggunkan kolom memakai beton CIP. Sedangkan balok dan plat menggunakan HCC. Elemen-elemen beton pracetak tersebut akan membentuk suatu kesatuan struktur rangka kaku. Dengan kemampuan menahan momen atau gaya lateral yang bekerja pada struktur. Ada dua hal penting yang harus memperhatikan dalam menganalisa dan merencanakan beton semi pracetak (HCC) ini, yaitu:

Elemen Pracetak

Perencanaan elemen-elemen pracetak Elemen-elemen pracetak harus merencanakan terhadap kondisi-kondisi yang terjadi. Mulai dari proses fabrikasi sampai pada saat kondisi beban layan. Termasuk dalamnya pengangkutan dari cetakan, penyimpanan, transportasi, dan ereksi. Dalam tugas akhir ini hanya akan melakukan pendekatan perencanaan pada saat ereksi atau pengangkatan. Kemudian dalam kondisi beban layan. Perencanaan sambungan (joint) elemen-elemen pracetak. Sifat natural dari elemen pracetak yang menggabungkan menjadi kesatuan struktur. Menyebabkan struktur beton pracetak tidak dapat mencapai kondisi monolit. Seperti bila beton mengecor pada tempat. Untuk itu perlu memerhatikan pendetailan titik kumpul atau joint pada elemen-elemen ini. Sehingga mencapai kondisi sama seperti monolit (monolithic emulation).

Analisa dan Perencanaan Balok Beton Pracetak

Langkah-langkah yang harus melakukan dalam analisa struktur balok beton pracetak adalah menentukan tebal balok pracetak. Kemudian melanjutkan analisastruktur balok pracetak. Dalam analisa dan desain elemen balok pracetak ini menggunakan analisa elastis dari referensi PBI 1971. Pada turunya dalam rumus empirik untuk mendapatkan nilai parameter desain yang menginginkan. Menurut analisa elastis, maka kuat rencana menentukan dari tegangan ijin bahan. Berdasarkan referensi tersebut, maka tegangan ijin yang mempakai dalam analisa dan desain elemen pracetak untuk pembebanan tetap.

Analisa Balok Pracetak Saat Pengangkatan

Kondisi pertama adalah saat pengangkatan balok pracetak untuk memasang pada tumpuannya. Pada kondisi ini beban yang bekerja adalah berat sendiri balok pracetak. Dengan bertumpu oleh angkur pengangkatan yang menyebabkan terjadinya momen. Pada tengah bentang dan pada tumpuan. Ada dua hal yang harus meninjau dalam kondisi ini. Pertama yaitu kekuatan angkur pengangkatan (lifting anchor) dan keduda kekuatan lentur penampang beton pracetak.

Untuk menentukan letak titik angkat saat penampang balok masih mampu untuk menahan momen negative. Perlu menentukan kapasitas momennegatif balok dengan asumsi tulangan ekstra yang sudah menentukan. Perhitungan kapasitas momen negatif penampang saat pengangkatan melakukan dengan prosedur sebagai berikut. Pada saat mengangkat, ada bagian penampang balok yang mengalami momennegatif. Serat atas mengalami tarik, sehingga perlu tulangan. Asumsi tulangan yang akan memberikan nilai luasan tulangan tarik As.

Analisa Struktur Plat Beton Pracetak Prategang

Elemen pelat yang memakai dalam struktur ini adalah pelat beton pracetak- prategang. Hal ini melakukan dengan harapan akan mendapatkan tebal pelat yangrelatif lebih tipis, dengan lendutan yang dapat mengontrol.

Pelat pracetak-prategang menganalisa secara menyeluruh, yaitu menganalisa dalam kondisi pelaksanaan dan dalam kondisi beban layan. Analisa saat pelaksanaan melakukan pada kondisi saat mengangkat dan memasang pada masing-masing tumpuan. Desain tebal dan jumlah tulangan yang memakai adalah desain yang mampu menahan kombinasi beban. Dengan bekerja dalam semua kondisi tersebut atau yang terbesar.

Analisa dan Perencanaan Plat Beton Pracetak Saat Konstruksi

Dalam analisa dan perencanaan elemen plat pracetak-pratarik ini meninjau setiap meter lebar pelat. Dengan menganggap elemen pracetak seperti penampan balok yang bertumpu pada dua tumpuan. Gaya prategang hanya memberikan pada satu arah saja. Karena peletakan pelat pracetak hanya pada dua tumpuan saat konstruksi. Dalam perencanaan ini, gaya prategang sebesar Pi (kN) yang bekerja tiap meter. Lebar pelat menentukan terlebih dahulu. Dengan asumsi bahwa pelat yang meninjau berumur 28 hari. Maka besar gaya prategang untuk analisa kekuatan penampang.