Pelaksanaan pembangunan jalan beton semen merupakan benda uji membuat untuk keperluan evaluasi mutu beton dan mutu pelaksanaan yang mengambil secara acak. Hasil laboratoris benda uji menunjukkan pencapaian mutu pelaksanaan. Dengan demikian apabila teknik sampling salah akan memberikan hasil salah pula. Menurut SNI, pengambilan benda uji tergantung dari jumlah kubikasi beton yang mengkerjakan.
Bila jumlah kubikasi kurang dari 40 m3 , pengambilan sample setiap 40 m3 /20 = 2 m3, bila jumlah kubikasi lebih dari 60 m3 pengambilan sample melakukan setiap 3 m3 adalah 1 bua. Misal kubikasi ada 100 m3 , maka jumlah pengambilan sample = (60/3) + (100–60)/5) = 25 buah. Pengujian laboratorium setelah sample berumur 28 hari. Tetapi bila menghendaki pengujian dini (kurang 28 hari), maka jumlah sample harus menambah sesuai dengan maksud pengujian dini. Dalam Pelaksanaan pembangunan jalan beton semen ini dapat kita lihat dalam tulisan berikut ini.
Cek Harga Precast Terbaru 2022
Benda Uji
Pengujian dini dapat melakukan pada sample berumur 7 hari, 14 hari atau 21 hari. Hasil-hasilnya nanti akan mengkonversikan dengan rumus tertentu. Jenis benda uji dapat berupa kubus berukuran 15 x 15 x 15 x 1cm3 dan silinder dengan ukuran diameter 15 cm tinggi 30 cm. Hasil yang mendapat antar keduanya ada nilai konversinya. Cara membuat benda uji mengacu pada peraturan yang berlaku baik menurut SNI, ASTM maupun ACI.
Baca Juga : Manajemen Mutu Produk Beton Precast
Pengujian laboratorium meliputi berat per sample, ukuran, kuat tekan beton yang pada umumnya memakai mesin tekan UTM (universal testing of material) hasil dari pengujian kemudian menganalisa, termasuk kelas berapa kuat tekannya. Untuk kepentingan analisa pembebanan pada rigid pavement, kuat tarik beton menjadi faktor penentu juga.
Pengujian Langsung Pada Struktur
Pengujian langsung pada struktur beton melakukan hanya karena bila ada keraguan pada benda uji yang menduga tidak mewakili. Ada 2 cara pengujian langsung yaitu pengujian yang tidak merusak konstruksi dan yang merusak. Sistem pengujian tanpa merusak pada umumnya memakai palu beton (hammer test). Permukaan yang menguji menembak dengan hammer test, kemudian mencatat angka pantulannya dan mengkorelasikan terhadap kuat tekan beton.
Sedang sistem pengujian dengan cara merusak bagian konstruksi hanya melaksanakan atas persetujuan pihakpihak terkait. Jadi bagian dari konstruksi ini mengambil dalam bentuk kubus kecil yang kemudian kubus ini menguji pada laboratorium. Hasil dari cara ini relatif lebih valid sebanding dengan cara pertama. Dalam hal kasus-kasus tertentu apabila semua upaya pengujian tetap meragukan hasilnya, maka berdasarkan alasan teknis dapat melakukan uji pembebanan penuh (loading test) atas pengawasan dari tenaga ahli yang terarah.
Mutu Beton
Menurut peraturan SK SNI 03-xxxx-2002 mensyaratkan, bahwa mutu beton dapat menyatakan memenuhi syarat (mutunya tercapai) jika kedua persyaratan berikut terpenuhi, yaitu :
- nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji (masing-masing pasangan terdiri dari tiga hasil uji kuat tekan berurutan) tidak kurang dari kuat tekan beton yang mensyaratkan fc’.
- tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) kurang dari (fc’ – 3,5) MPa.
Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka untuk adukan berikutnya harus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kuat tekan rata-rata betonnya. Khusus jika persyaratan 2 yang tidak terpenuhi, maka selain memperbaiki adukan beton berikutnya. Harus pula mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa kapasitas daya dukung struktur terhadap beban yang akan tertahan masih tidak membahayakan.
Perawatan Beton
Evaluasi mutu perawatan beton pada lapangan Benda uji yang terambil untuk contoh harus membuat dan merawat sesuai dengan cara perawatan pada laboratorium (misalnya menyimpan dalam udara lembab, dalam pasir basah atau merendam dalam air). Hasil uji dari benda uji ini merupakan gambaran kuat tekan beton. Akan tetapi belum menunjukkkan tingkat mutu perawatan dan perlindungan beton pada struktur sebenarnya pada lapangan.
Untuk memeriksa tingkat mutu pelaksanaan perawatan dan perlindungan beton yang sebenarnya pada lapangan. Dengan melakukan dengan membuat benda uji silinder yang merawat pada lapangan yang tercetak pada saat yang sama. Mengambil dari contoh yang sama dengan benda uji yang tercetak pada laboratorium. Perawatan benda uji di lapangan harus sama dengan kondisi perawatan benton yang sebenarnya di lapangan.
Tekan Benda Uji
Apabila kuat tekan benda uji yang pada rawat lapangan kurang dari 85 % daripada yang terawat dalam laboratorium, maka cara perawatan lapangan harus meningkatkan. Kecuali jika kuat tekan benda uji yang terawat lapangan masih ebih tinggi dari (fc’ – 3,5) MPa.
Langkah yang harus diambil jika hasil uji beton kurang memuaskan. Bila mutu beton dikatakan kurang memuaskan, maka harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan. Bahwa struktur beton masih mempunyai kapasitas daya dukung beban yang cukup, artinya tidak membahayakan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain :
analisis ulang struktur berdasarkan kuat tekan beton sesungguhnya (aktual) atau uji tidak merusak (non-destructive test). Misalnya dengan “Schmidt Rebound Hardness” (Hammer Test, uji palu beton), uji bor inti dsb.
Jika langkah 1 yaitu analisis ulang telah menunjukkan bahwa struktur tidak akan mampu menahan beban yang terjadi. Maka dilakukan langkah 2,yaitu uji tidak merusak (hammer test atau uji bor inti) pada daerah yang diperkirakan kurang memenuhi syarat.
3 titik uji
Pada daerah yang kuat tekannya diragukan itu (biasanya dalam suatu struktur hanya satu atau dua daerah tertentu saja yang diragukan) minimum mengambil 3 buah titik uji. Selanjutnya beton pada lokasi yang meragukan itu dapat ternyatakan tidak membahayakan jika dari 3 titik uji di lokasi tersebut memenuhi 2 syarat berikut :
- Terhitung kuat tekan rata-rata dari 3 titik uji mempunyai kuat tekan tidak kurang dari 85 % fc’.
- kuat tekan masing-masing (dari tiga) titik uji tidak ada satupun yang kurang dari 75 % fc’
Jika hasil uji tidak merusak ini ternyata menunjukkan beton tidak memenuhi syarat. Maka langkah berikutnya dapat berupa uji beban untuk menguji bagian struktur yang ragu. Atau langkah-langkah lain yang menganggap tepat oleh pananggung jawab proyek.