Beton Cor

Agregat Binder Terhadap Mekanik Geopolimer Abu Ampas Tebu

Agregat Binder Terhadap Mekanik Geopolimer Abu Ampas Tebu adalah campuran semen portland atau sembarang semen hidrolik yang lain,agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa menggunakan bahan tambahan (Tri Mulyono, 2004). Namun, dalam kurun waktu terakhir ini, penggunaan beton sering mendapatkan kritik terutama berasal dari kalangan yang peduli dengan lingkungan hidup.

Rumah Kaca

Oleh karena itu yang menjadi pusat perhatian adalah emisi gas rumah kaca. Hal tersebut yang menghasilkan dari proses kalsinasi kapur dan pembakaran pada proses produksi semen . Selanjutnya memerlukan suhu tinggi. Sekitar 1,5 ton bahan baku yang membutuhkan. Dalam produksi setiap ton semen Portland. Pada saat yang sama sekitar 1 ton karbon dioksida (CO2 ) melepaskan ke lingkungan selama produksi.

Peningkatan jumlah konsentrasi gas CO2 akan berakibat terhadap efek pemanasan global. Salah satu cara usaha yang melakukan untuk mengurangi konsumsi semen adalah meningkatkan penggunaan pozzolan nonsemen. Sebagai bahan pengganti sebagian semen pada pembentukan beton semen Portland. Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika dan alumina yang tidak mempunyai sifat pengikat seperti semen. Tetapi dalam bentuk yang halus dan dengan adanya air, senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi dengan kalsium hidroksida (Ca(OH)2 ).

Senyawa Kalsium

Pada suhu kamar membentuk senyawa kalsium silikat hidrat (3 CaO. 2 SiO 2.3 H 2 O) dan kalsium hidrat ( 2 SiO 2. 3 H 2 O). Dengan kata lain bersifat seperti semen. Material-material yang bersifat pozzolan seperti abu terbang. Abu cangkang kelapa sawit, abu sekam padi,abu ampas tebu, dan lain-lain. Beton geopolimer memperkenalkan sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi konsumsi semen pada pekerjaan beton. Beton geopolimer terbuat dari bahan limbah anorganik yang banyak mengandung silika dan alumina. Untuk mempercepat reaksi kimia pada beton geopolimer. Maka perlu melakukan pencampuran bahan silika dan alumina dengan zat aktivator alkaline yaitu NaOHdan Na 2 SiO 3.

Bahan tersebut mencampur dengan agregat sehingga terbentuk beton geopolimer tanpa menggunakan semen lagi. Abu sekam padi dan abu ampas tebu merupakan limbah anorganik yang banyak mengandung silika dan alumina. Selain itu limbah industri abu sekam padi dan abu ampas tebu ini juga bisa merusak lingkungan. Oleh karena itu penggunaan limbah abu sekam padi dan abu ampas tebu untuk mengolah kembali merupakan cara penanganan pencemaran lingkungan yang tepat.

Mekanik Beton

Dalam hal ini seberapa besar sifat mekanik beton geopolimer bahan dasar abu sekam padi dan abu ampas tebu. Dengan penggunaan abu sekam padi dan abu ampas tebu untuk pembuatan beton geopolimer. Mengharapkan dapat mengurangi dampak buruk dari pencemaran lingkungan.  Dapat menguntungkan pada bidang pembangunan. Pada penelitian ini melakukan pengujian kuat tekan beton geopolimer yang berbahan dasar abu ampas tebu dan abu sekam padi.

Dalam bentuk benda uji berbentuk silinder 15cm x 15cm.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan nilai optimum kuat tekan dari beton geopolimer dengan berbagai variasi agregat, binder menggunakan bahan dasar abu sekam padi dan abu ampas tebu.

Beton Geopolimer

Geopolimer merupakan bahan atau material yang berupa anorganik yang sintesa melalui proses polimerisasi. Terminologi geopolimer pertama kali menggunakan oleh Profesor Davidovits pada tahun 1978. Untuk menjelaskan tentang mineral polymer yang menghasilkan melalui geochemistry. Geopolimer adalah bentuk anorganik alumina-silika yang sintesa. Dari material yang banyak mengandung silika (Si) dan alumina (Al). Dengan kata lain berasal dari alam atau dari material hasil sampingan industry ( Manuahe, R et al., 2014).

Terminology

Dalam beton geopolimer, silikon dan aluminium yang ada pada material asal bereaksi dengan aktivator alkali dan membentuk geopolimer gel. Geopolimer gel ini kemudian mengikat agregat-agregat serta material lainnyadalam campuran yang tidak bereaksi untuk membentuk beton geopolimer(Wallah, S. E., 2014). Geopolimer pada awalnya lebih dikenal berdasarkan reaksi kimia, sebagai alkaline-activated binders, dengan beberapa terminology yang sesuai .

Dengan pengunaan material ini seperti low temperature inorganic polymer glasses. Alkali-bonded ceramic, chemically bounded ceramic, atau alkali-activated ash (Sumajouw, D.M.J., dan Dapas, S.O., 2013). David ovitsme uraiakan bahwa komposisi kimia material geopolymer serupa dengan zeolit, tetapi memiliki mikrostruktur amorphous. Selama proses sintesa, atom Silika dan Alumina menyatu dan membentuk blok yang secara kimia memiliki struktur yang miripbatuan alam (Manuahe, R et al., 2014). Gambar 1 mengilustrasikan prosester bentukya geopolimer untuk berbagai aplikasi.

Abu sekam padi ( Rice husk ash)

Sebagaimana abu sekam padi merupakan bahan berligbo-selulosa seperti biomassa pada umumnya tetapi mengandung unsur silika yang sangat tinggi. Padahal abu sekam padi yang menghasilkan dari pembakaran pada suhu 400°-500°C akan menjadi silika amorphous dan apabila membakar pada suhu lebih dari 1000°C akan menjadi silikakristalin. Silika amorphous yang menghasilkan memperkirakan dapat menggunakan sebagai sumber penting dalam pembentukan silikon murni, karbid silikon, dan tepungnitrid silikon.

Besarnya kandungan unsur silika itulah yang coba memanfaatkan oleh peneliti untuk semakin mengoptimalkan kuat tekan beton geopolimer.Berdasarkan penelitian yang telah melakukan, penambahan abu sekam padi pada proporsi 10% dapat meningkatkan kuat tekan optimum. Hal tersebut dapat terjadi karena material abu sekam padi bersifat  pozzolanic (Henri, BE., 2014).Komposisi kimia yang terdapat dalam abu sekam padi.

Abu ampas tebu ( Baggase husk ash)

Abu ampas tebu adalah abu dari hasil pembakaran ampas tebu yang memperoleh dari limbah pabrik pembuatan gula maupun dari limbah pembuatan saritebu oleh masyarakat selanjutnya terbakar dalam drum untuk menghilangkan unsurkarbon dan selanjutnya membakar dalam furnance sampai mencapai suhu 600 o C.Penggunaan abu ampas tebu pada beton geopolimer menunjukkan peningkataninitial setting semakin lama, kuat tekan meningkat dan lebih tahan terhadaplingkungan agresif (Yusnar, C., 2013).